Pengalaman Suntik Vaksin COVID

Hari ini (26/02/2021) saya mendapat kesempatan untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19. Pekerjaan saya sebagai apoteker di perusahaan farmasi ternyata membuat saya diperbolehkan untuk mengikuti vaksinasi massal yang diperuntukan bagi tenaga kesehatan dan pendukungnya. Kesempatan yang sangat mendadak sebenarnya, karena baru pada malam sebelumnya saya ditawari untuk mengikuti program vaksinasi tersebut. Awalnya sempet galau dan khawatir dengan kerumunan yang akan terjadi. Apalagi setelah mendapat terusan foto antrian vaksin di hari sebelumnya. Duh, kayak ga ada physical distancing-nya deh.

Info antrian vaksin di hari pertama

Namun suami meyakinkan saya untuk tetap ikut vaksinasi. “Harusnya mereka udah evaluasi dari hari pertama, hari kedua harusnya antriannya gak kayak gitu,” begitu kata beliau. Akhirnya setelah mepertimbangkan mobilitas saya yang masih harus keluar rumah untuk bekerja 2-3 hari dalam seminggu, akhirnya saya memantapkan hati ikut vaksinasi. Hitung-hitung sebagai ikhtiar melindungi diri dan keluarga dari pandemi yang belum juga usai ini.

Vaksinasi massal ini dilangsungkan tanggal 25-26 Februari 2021 di stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Saya sebagai peserta vaksin jalur apoteker harus menyiapkan fotocopy STRA (Surat Tanda Registrasu Apoteker) dan e-ktp. Malem-malem pula tahunya, untung STRA ada di rumah dan tukang fotocopy mudah diakses. Vaksinasinya dilaksanakan pas jadwal saya WFO, udah gitu kantor meminta karyawan untuk mandi, keramas lalu ganti baju sebelum masuk kantor lagi. Duh lah udah harus ke Cikarang buat vaksin, terus ke Tambun buat mandi, terus ke Cikarang lagi buat ngantor. Usaha amat yak. Jadilah saya mengajukan cuti untuk program vaksin ini.

Surat undangan vaksinasi bagi tenaga kesehatan

Untuk menghindari antrian yang panjang tadinya saya berencana untuk berangkat pagi. Malang tak dapat ditolak, jalanan macet banget. Ya Allah, segala truk mogok di tikungan. Akhirnya sampai lokasi jam 8 lewat dikit dan udah antriaaan … 527.

Nomor antrian dan form screening

Udah gitu pake salah masuk ruangan lagi. Jadi karena ga ada yang mengarahkan, saya ga ngeh kalo kita harusnya nunggu di dalem stadion. Lempeng aja jalan, ditegur deh sama bapak-bapak yang jaga. “Ibuuu, jangan turun dulu! Tunggu di atas!”. Ada-ada aja deh pokoknya.

Kondisi ruang tunggu di dalam stadion

Syukurlah memang tampaknya antrian di hari sebelumnya sudah terantisipasi. Bisa jaga jarak lah sama orang lain, karena antriannya dalam stadion. Dan karena semuanya nakes dan/atau kerja di bidang kesehatan jadi pada paham protokol kesehatan ya, duduk pada berjarak. Dapat antrian 527, saya menunggu kira-kira 1.5 jam di dalam stadion. Sambil mengisi form skrining yang diberikan. Untung vaksin Sinovac yang digunakan sekarang sudah diizinkan untuk ibu menyusui. Namun untuk ibu hamil, penderita autoinum, hipertensi dan beberapa penyakit lain masih dilarang untuk mendapatkan vaksin ini.

Setelah dipanggil antrian, akhirnya kita masuk ke bagian skrining. Ada pemeriksaan suhu, tekanan darah, pengecekan skrining dan verifikasi nakes harusnya (tapi saya terlewat dan malah STRAnya tidak diperiksa). Orang sebelum saya memiliki tekanan darah tinggi saat diperiksa di bagian skrining, dan diminta beristirahat dulu beberapa menit sebelum diperiksa kembali. Jika memang tekanan darahnya tetap tinggi, maka akan diminta untuk menunda vaksinasi.

Antrian skrining

Proses selanjutnya sih tergolong cepat. Vaksinnya di lengan atas seperti vaksin DPT. Ada satu lagi keculunan saya, tidak mempersiapkan diri menggunakan baju yang mudah digulung sampai ke ujung lengan. Jadinya rempong dulu deh sebelum divaksin. Oh iya sebelum ke bagian skrining kita juga dibagikan dulu kartu vaksinasi. Kartu vaksinasi kemudian dibawa ke petugas pemantau efek vaksinasi. Peserta vaksinasi diminta observasi dulu 30 menit untuk mengamati gejala yang terjadi segera setelah vaksinasi.

Kartu vaksinasi

Alhamdulillah, saya tidak merasakan efek samping berarti dari vaksin ini. Paling laper, karena belum sempat sarapan di pagi hari dan terperangkap di stadion sampe siang. Peserta vaksinasi ini juga langsung dijadwalkan untuk ikut vaksinasi kedu. Di hari Jumat lagi, jadwal saya WFO lagi. Untung atasan mengizinkan saya dan mendukung vaksinasi ini.

Eniwei, walaupun sudah divaksin, tapi tetep harus jaga protokol kesehatan ya. Semoga pandemi COVID-19 ini segera musnah dari muka bumi.

Leave a comment