Ide Bermain Anak: DIY Feeding Monster Activities

Hai semuanya! Kali ini saya akan membagikan pengalaman saya dalam membuat project DIY (Do It Yourself) mainan anak. Terdengar rajin ya haha, alhamdulillah karena dapet trigger misi dari Kabin DIY Mainan Anak pada Kampung Bakat Ibu Profesional Batch 3. Kali ini saya mengerjakan misi 1, yaitu membuat DIY mainan anak secara bebas.

Pemilihan tema

Kali ini kami memilih tema feeding activities. Tema ini saya pilih karena anak-anak suka dengan aktivitas memberi makan hewan. Selain itu aktivitas ini juga bisa disisipi dengan aktivitas lain seperti menghitung, koordinasi, hingga color sorting. Setelah menentukan tema, kami pun ‘belanja ide’ di Pinterest. Dari beberapa rekomendasi feeding activities, ternyata anak-anak memilih untuk memberi makan ‘monster’.

Pencarian feeding activities di Pinterest

Mengumpulkan alat dan bahan

Setelah memilih tema, kami pun mulai mengumpulkan alat dan bahan. Inginnya sih tidak perlu belanja alat dan bahan baru, supaya bisa irit cost dan tidak bikin overthinking karena membayangkan harus belanja dulu dan seterusnya. Karena di rumah ada kotak bekas masker dan susu, maka kami pun menggunakan kotak-kotak tersebut sebagai calon ‘monster’ yang akan diberi makan. Untungnya, walaupun jarang ber-DIY, saya suka menyimpan tools yang sekiranya bisa dimanfaatkan untuk ber-DIY. Jadi alhamdulillah gunting, lem fox, lem tembak (lemnya aja sih, tembakannya mah gak punya haha jad pakai l), kertas warna-warni, spidol, dan cutter masih ada. Selain itu, kami berencana membuat juga ‘monster bulat’ ala pacmanย yang akan diberi makan. Monster ini dibuat dari bola kasti bekas yang ada di rumah kami dan amat jarang digunakan.

Membuat “Monster Pacman”

Penampakan monster Pacman

Cara membuat

Untuk membuat monster ini, caranya sangat mudah yaitu:

  • Siapkan bola kasti/bola tenis bekas
  • Perkirakan area yang akan dibuat jadi mulut. Area jangan terlalu pendek agar tidak menyulitkan anak, tapi juga jangan terlalu panjang hingga terlalu mudah untuk anak. Sesuai dengan usia dan kemampuan anak untuk meremas.
  • Tambahkan mata mainan di bola tersebut. Awalnya saya tempel dengan lem fox tapi ternyata tidak kuat. Akhirnya bisa kuat setelah menempel dengan lem tembak.

Cara memainkan

  • Ajak anak untuk meremas/menekan bola dari arah samping kanan dan kiri sehingga mulut bola terbuka.
  • Siapkan bahan berukuran kecil yang akan menjadi “makanan”. Saya menggunakan sisa kacang-kacangan.
  • Ajak anak untuk memasukkan “makanan” tersebut ke mulut “monster”. Saya mengajak anak menggunakan sendok untuk melatih koordinasi mata dan tangan mereka.
Memberi makan monster Pacman

Ulasan

Permainan ini simpel dibuatnya tapi sangat disukai anak-anak saya. Anak saya yang usianya 6 tahun sudah bisa meremas dengan baik, tetapi yang usia 3.5 tahun belum, jadi masih perlu bantuan. Mereka bisa fokus dalam waktu lama saat mengerjakan kegiatan ini, sambil memperlakukan “monster” ini sebagai hewan peliharaan mereka. Sesekali mereka juga mengulang percakapan seperti yang pernah saya lakukan dengan mereka saat menyuapi mereka makan. Gemas.

Membuat monster dari kardus

Cara membuat

  • Siapkan kardus yang akan digunakan. Karena saya menggunakan 2 kotak bekas masker, 1 kotak susu yang saya gunakan saya bagi dua agar ukurannya seragam. Selain dengan menggunakan kardus, saya juga lihat monster/hewan yang akan diberi makan bisa dibuat dari paper bag hingga botol/tempat minum.
  • Buat lubang tempat makanan akan masuk. Karena saya berencana menggunakan mainan ini untuk color sorting dan benda yang rencananya akan di-sorting adalah lego, saya membuat lubang dengan ukuran agak besar agar cukup dengan makanan yang akan dimasukkan.
  • Buat gambar monster/hewan yang akan diberi makan. Pastikan ukurannya sesuai dengan wadah yang akan menjadi “badannya” dan ukuran mulutnya sesuai dengan makanan yang akan dimasukkan. Saya mengajak anak saya juga untuk membuat gambar monster ini.
  • Lapisi kardus dengan kertas warna-warni/cat agar bentuknya lebih seragam dan rapi.
  • Tempelkan gambar monster di permukaan kardus yang sudah berlubang
  • Siapkan sisi kardus lain yang bisa dibuka tutup untuk mengeluarkan makanan saat sudah penuh. Saya menambahkannya di bagian atas.
  • Selesai dan siap dimainkan.
Memberi makan monster

Cara memainkan

  • Ajak anak untuk memasukkan makanan ke dalam lubang, bisa menggunakan tangan, atau alat bantu seperti sendok/sumpit/capitan.
  • Jika monster diberikan warna tertentu, anak bisa diajak untuk memasukkan makanan hanya yang warnanya sesuai dengan warna monsternya.
  • Ajak anak melempar dadu dan memasukkan makanan hanya yang sesuai dengan angka yang ditunjukkan oleh dadu. Dapat juga menggunakan dua dadu, dan minta anak untuk menjumlahkan angka agar memperoleh jumlah makanan yang dibutuhkan oleh si monster.

Ulasan

Untuk saya membuat ini cukup memerlukan effort, tapi bahagia karena anak senang memainkannya. Anak yang berumur 3.5 tahun bisa lebih mudah memasukkan makanan ketimbang ke bola. Sama dengan “monster pacman” sebelumnya, anak-anak saya juga menganggap monster-monster ini peliharaan mereka dan bermain pretend play dengan “monster-monster” ini.

Tambahan: membuat dadu

Saya membuat dadu sendiri karena tidak punya dadu dan agar ukurannya lebih besar sehingga dapat terlihat jelas oleh anak. Caranya sebagai berikut:

  • Cari pola dadu yang bisa dicetak, kata kunci: printable dice pattern. Bisa juga dibuat sendiri dengan penggaris dan alat tulis.
  • Cetak di kertas yang agak tebal.
  • Gunting, lipat dan lekatkan agar terbentuk dadu. Karena dadu dari kertas cenderung mudah berubah bentuk karena rentan tekanan, saya menambahkan busa kapas di dalamnya sbelum dilekatkan agar lebih stabil.
  • Selesai. Dadu bisa dimainkan.

Alhamdulillah, misi 1 sudah selesai. Ternyata ber-DIY seru ya. Jadi penasaran, selanjutnya ada misi apa lagi ya?

Mengenal Lebih Dekat Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka untuk Anak Homeschooling

Hai semuanya! Dalam ย rangka mengikuti Kamis tantangan Rumbel Literasi IP Bekasi yang bertema โ€œKebebasanโ€ atau “Merdeka”, kali ini saya ingin sedikit membahas tentang Kurikulum Merdeka (mohon maaf kalau agak maksa). ย Tapi, siapa saya ya berani-beraninya membahas tentang kurikulum merdeka hahaha. Jadi, yang akan saya tuliskan kali ini adalah hasil belajar dari membaca dan menyimak live dari rekan penjelajah di Hutan Bunda Cekatan.

Sedikit tentang Kurikulum Merdeka

Buibu mungkin sedikit banyak pernah mendengar tentang kurikulum merdeka sebagai kurikulum yang baru dicetuskan per 2022 lalu. Tapi sebenarnya ada apa sih di kurikulum merdeka itu?

Kurikulum merdeka ini ada hubungannya dengan merdeka belajar, yaitu program kebijakan baru yang diprakarsai oleh Pak Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kabinet Indonesia Maju. Konsepnya adalah ingin menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua yang terlibat pada proses pembelajaran seperti anak didik, guru, juga orang tua.

Pada program merdeka belajar, guru memiliki porsi sebagai penggerak. Kunci dari merdeka belajar adalah anak didik, dimana mereka bisa memilih sesuai dengan minat dan bakatnya. Sementara pendidik mengajar sesuai dengan tahapan perkembangan dan capaian perkembangan anak. Harapannya, belajar tidak lagi identik dengan tekanan dan stres. Dalam prosesnya anak bisa bebas berkreasi, berinovasi serta tidak terbelenggu.

Yuk, Mengenal Evaluasi Pembelajaran Kurikulum Merdeka pada Anak Homeschooling!

Alhamdulillah, di Bunda Cekatan batch 4 yang saya ikuti, saya bisa dapat kesempatan menyimak live dari Mbak Evi Sefiani. Mbak Evi menjelaskan mengenai cara-cara evaluasi pembelajaran yang relevan dengan kurikulum merdeka. Menurut Mbak Eva, dengan adanya kurikulum merdeka, pendidik bisa lebih fleksibel dalam menyusun modul pembelajaran. Contohnya, bisa memadukan pendidikan literasi dan numerasi dari kurikulum merdeka serta pendidikan adab dari Quran based play, hingga konsep fitrah dari Fitrah Based Education.

Evaluasi pembelajaran, menurut penjelasan Mbak Eva, meliputi penilaian, aktivitas mengukur dan menilai, tes, ย hingga assessment pembelajaran. Output-nya dapat berupa skoring dan deskriptif. Untuk caranya sendiri bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Berikut contoh-contoh evaluasi yang dapat digunakan:

Membuat jurnal harian

Pada jurnal harian, penilaian dilakukan berdasarkan berdasarkan kinerja/performance anak selama pembelajaran perhari. Isinya sendiri meliputi:

  1. Info anak didik: nama dan usia
  2. Waktu stimulasi
  3. Tema/kegiatan yang dilakukan
  4. Checklist indikator (goals yang ingin dicapai). Terdapat 3 kategori yaitu: butuh bimbingan, berkembang dan baik.
  5. Respon anak yang meliputi :
    • Intelectual curiosity (antusiasme)
    • Creative imagination (imajinasi)
    • Art of discovery
    • Noble attitude (mengambil nilai spiritual atau akhlak mulia dari pembelajaran).
  6. Refleksi: perasaan atau tanggapan anak terhdap pembelajaran.
  7. Dokumentasi

Portofolio

Merupakan kumpulan jurnal harian yang direkap, bisa pekanan atau bulanan

Tes tulis

Jenis evaluasi ini bisa dimsukkan juga ke bagian jurnal harian skoring. Untuk anak usia dini, dapat berupa worksheet atau printable.

Tes lisan

Evaluasi pemahaman melalui percakapan atau wawancara (contoh: tanya jawab setelah read aloud).

Membuat project sesuai tema yang dipelajari

Membuat produk/hasil karya

Nah ternyata seru dan tidak kaku ya jenis-jenis evaluasi pada kurikulum merdeka ini. Punya pengalaman seru terkait evaluasi di kurikulum merdeka? Yuk ikut bagikan ๐Ÿ™‚

NHW Tahap Ulat Bunda Cekatan Batch 4 Pekan 5: Camping Ground 1

Halo semuanya! Setelah berkeliling mencicipi aneka go live di hutan Ek, di pekan ini para ulat penjelajah Hutan Buda Cekatan 4 mulai berkemah di camping ground. Di tahap ini, peserta diminta untuk sedikit refleksi, memilih daun favorit dan berkenalan dengan sesama ulat penjelajah.

Pilih Daun Favorit

Harus memilih satu daun favorit dari berbagai go live yang menarik dan berkualitas, tentu bukanlah hal yang mudah. Akhirnya pilihan saya jatuh kepada live-nya Mba Farah Aulia Rahma yang berjudul โ€œDesigning Chilrenโ€™s Learning Activities with โ€œPlaying and Prayingโ€ Conceptโ€. Menurut saya materinya padat dan berisi banget, serta sesuai dengan peta belajar saya. Di sesi live-nya, Mba Farah menjelaskan dari awal tentang menentukan tema belajar, mencari pustaka yang sesuai sehingga โ€œplayingโ€ bisa disertai dengan โ€œprayingโ€, sampai mendesain aktivitas dengan media Canva dan benda- benda lain yang ada di sekitar kita. Penjelasan Mba Farah juga jelas dan mudah mengerti. Selain itu di live ini juga ditunjukkan hasil media belajar kreasi Mba Farah yang membuat penonton terinspirasi untuk ikut mencoba di rumah.

Berkomunikasi dengan sesama ulat penjelajah (Disclaimer: Penuh curhat)

Di camping ground ini, para ulat diberi tugas untuk menghubungi minimal 5 orang sesama ulat penjelajah dan saling berbincang. Mulai dari tema favorit, mengapa memilih tema tersebut, go live favorit, mengapa memilih live/daun tersebut sampai memastikan bahwa teman uat kita tersebut tidak kelaparan atau kekurangan sumber ilmu. Jujur, pertama mendapat tugas ini, saya merasa berat, vibesnya berasa lagi diospek dan disuruh cari kenalan sebanyak-banyaknya hehe. Namun karena saya percaya bahwa kurikulum Bunda Cekatan ini sudah teruji dan dipertimbangkan sebaik-baiknya, saya tetap mencoba dulu. Kalau udah usaha dan gak dapet bisa skip, pikir saya wkwk.

Karena tidak boleh japri via nomor WA tanpa izin, saya mencoba menghubungi terlebih dahulu teman-teman seregu yang tidak seregional. Alhamdulillah dijawab. Lalu saya lihat dari yang mengumpulkan tugasnya via Instagram dan saya DM. Saya coba juga untuk mengontak via Facebook Messenger. Hari Minggu mulai panik, karena beberapa setelah japri malah berhenti di tengah, mungkin karena kesibukan masing-masing jadi tidak standby pegang hape. Untungnya mulai banyak yang sharing nomor WA dan bersedia dihubungi.

Jujur saya memang tidak mau langsung japri banyak-banyak, karena selain khawatir malah kena anxiety, ini memang menguras energi dan fokus untuk saya. Alhamdulillah saya cukupkan di 10 orang saja. Karena memang rekap data dan memasukkannya ke NHW juga merupakan pekerjaan tersendiri. Dari semua media yang dicoba, efektivitas komunikasi paling baik dari WA, 6 orang yang dihubungi melalui WA balas semua, dari Facebook Messenger 2 dari 3 orang membalas sedangkan dari Instagram DM hanya 1 dari 4 orang yang membalas.

Nah dari penjaprian ini, dapat manfaat apa sih?

  • Saling membantu antara sesama ulat

Dengan pertanyaan โ€œapakah sudah kenyang di keluarga yang sekarang?โ€ ternyata dapat membuka kemungkinan saling membantu antara sesama penjelajah. Semacam bisa curhat dengan sesama teman jadinya. Ada yang saya temui ternyata belum merasa pas dengan keluarga yang sekarang, dan qadarullah mau pindahnya ke tema yang saya ikuti sekarang sehingga bisa saya berikan kontak KK-nya untuk dihubungi lebih lanjut. Ada juga yang memang belum tersedia keluarga yang pas, atau memang belum pada berminat sehingga topik yang dibutuhkan tidak banyak dibahas di keluarganya. Kalau kata Magika, disarankan untuk membantu memberikan makanan kepada teman-teman ulat yang masih kelaparan. Sayangnya, berdasarkan pengalaman saya, teman-teman ulat yang kelaparan ini perlu ilmu yang advanced jadi saya tidak bisa banyak membantu. Tapi semoga dengan saling curhat ini bisa cukup melegakan ya, teman-teman ulat.

  • Saling mengenal satu sama lain

In my sotoy opinion, sepertinya setelah 4 minggu makan, Magika menimbang kita cukup kenyang dan bisa makan lebih santai. Nah karena makannya mulai sedikit, jadi bisa nih sambil saling mengenal, begitu mungkin ya. Kalau dipikir-pikir, sayang juga ya, kalau kita ada di Bunda Cekatan batch yang sama dengan orang-orang yang potensial tapi kita tidak ada kesempatan untuk saling mengenal. Dengan penjaprian ini, kita bisa dapat kenalan-kenalan baru yang keren-keren juga, yang juga membagikan makanan dan ilmunya kepada saya.

  • Menguatkan alasan pribadi untuk belajar

Ketika terus ditanya, mengapa memilih tema tersebut, saya rasa karena berulang kali mengetikkannya lama-ama makin terinternalisasi dalam diri. Dari pembicaraan dengan tema-teman lain juga, alasan mereka memilih tema bisa kita refleksikan juga dan menjadi penguatan string why kita untuk belajar.

  • Dapat insight: next mau belajar apa?

Kita tentu tidak berhenti belajar. Nah dengan wawancara dengan teman-teman yang minatnya berbeda, kita dapat juga nih tema-tema apa yang dirasa menarik dan nanti bisa dipelajari setelah selesai dengan tema yang sekarang.

Makanan pekan ini

Selain karena cukup menguras energi, saya juga membatasi untuk menjapri rekan penjelajah dalam jumlah minimalis karena ingin fokus mendengarkan dan merangkum live-live terkait peta belajar saya kemarin. Sayangnya karena saya tim deadliner, jadi saya batasi dulu yang masuk NHW sesuai dengan waktu saya yang tersisa untuk mengerjakan tugas ini wkwk.

Alhamdulillah, semoga semangat terus sampai akhir !

NHW Pekan 2 Tahap Ulat Bunda Cekatan Batch 4: Podcast

Podcast menjadi tema dari NHW pekan 2 di tahap ulat ini. Tema ini didahului gamifikasi yang unik,ceritanya kita berada di batang pohon Ek raksasa yang gelap, jadi yang bisa kita dengar hanya suara. Sebelum diminta praktik membuat podcast sendiri, peserta Bunda Cekatan batch 4 terlebih dahulu diberikan bekal oleh Mbak Sugiharti Imas dari . Diberikan juga trik untuk membuat podcast dengan handphone. Berikut beberapa tipsnya:

  • Posisi microphone tidak horizontal dengan mulut, tapi sedikit di bawah mulut
  • Atur jarak microphone agar memberikan volume dan daya tangkap terbaik
  • Kasih sapu tangan/handuk kecil di microphone sebagai pengganti muffler
  • “Tes, 1, 2, 3 4” :memastikan tidak ada suara sembuaran saat hissing, tidak ada popping yang muncul saat mengucapkan huruf p/b.

Selanjutnya di Nice Home Work atau NHW, kami diminta untuk praktik melaksanakan podcast. Jujur karena minggu ini sedang tidak punya banyak waktu untuk mengerjakan NHW, podcast ini pun saya buat dengan sangat sederhana. Ini juga sudah beberapa kali take, karena beberapa kali blank dan diedit agar sesuai dengan kebutuhan durasi pada NHW ini yaitu 1-3 menit. Tapi memang belum sempat edit dengan menambahkan backsound hehe. Tugas podcast saya ada di tautan ini. Podcast ini berdasarkan NHW saya di pekan lalu.

Tugas NHW berikutnya adalah melahap potluck dari teman-teman yang lain. Saya memilih 3 potluck dari album: Pendidikan & Stimulasi Anak.

Potluck pertama berjudul “Nature walk : Stimulasi Murah dan Mudah dengan Segudang Manfaat untuk Anak Usia Dini” dari Mbak Rosa Arie Suryani. Pada podcast-nya, Mbak Rosa menjelaskan manfaat dari Nature Walk atau berjalan di alam. Metode ini beliau Ambil dari Charlotte Mason. Berjalan di alam ini bisa menjadi media pembelajaran awal tentang sains dengan belajar langsung tentang alam karena sejatinya anak akan paham dengan hal yang sifatnya konkrit. Berjalan di alam bisa dilakukan di gunung ataupun hutan, jika tidak bisa, bisa juga dilakukan di sekeliling rumah. Jika tidak memungkinkan juga, bisa dilakukan di taman kota 2-3x seminggu. Manfaatnya, anak akan lebih mudah berkonsentrasi, memiliki nilai tinggi di sekolah, serta memiliki disiplin tinggi. Motorik kasar anak juga akan lebih baik dan lebih jarang sakit. Kreativitas dan imajinasi anak juga bisa lebih luas, menstimulasi perkembangan bahasa, kerjasama dan kognitif, mengurangi stress, mengembangkan imajinasi dan keingintahuan anak, kepercayaan diri serta kemampuan bersosialisasi. Wah banyak sekali manfaatnya ya, harus langsung coba dipraktikkan.

Potluck kedua berjudul “Memantau Tumbuh Kembang Anak dengan STPPA” dari Mbak Restu Anjarwati. STPPA sendiri adalah standar tingkat pencapaian perkembangan anak. STPPA ini diatur di regulasi pemerintah yaitu Permendikbud No. 137 tahun 2014. STPPA mencakup pencapaian anak sesuai usia dari 0 bulan – 6 tahun di berbagai aspek mulai dari nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, sosio emosional, bahasa serta seni. Jika ada indikator yang belum dicapai anak, maka bisa dijadikan ide bermain dan stimulasi. Jadi ibu tidak perlu galau dan membanding-bandingkan anak dengan anak lain. STPPA bisa diunduh bit.ly/fileSTPPA.

Potluck terakhir berjudul: 5 Aktivitas Seru Bermain Coding untuk Anak Usia Dini dari Mbak Amorita Kurnia Dewi. Beliau memberikan tips-tips kegiatan untuk mengenalkan coding ke anak yaitu:

  • Mencari gambar yang berbeda dari kumpulan gambar
  • Melanjutkan pola
  • Mewarnai gambar sesuai angka
  • Mencari jalur dari saru tempat ke tempat lain
  • Menelusuri jalur sesuai urutan angka

Terima kasih ya rekan-rekan Bunda Cekatan yang sudah berbagi ilmunya, insya Allah menjadi amal jariyah ๐Ÿ™‚

Terakhir untuk makanan pekan ini, saya memilih video Youtube tentang Tinkering, yang menjadi materi pendukung sesuai rencana makan saya di pekan lalu. Alhamdulillah, jadi terbayang memulai tinkering di rumah secara sederhana.

Demikian NHW saya di pekan ini, semangat melahap ilmu!

Ulasan Kegiatan Bermain Bertema Pemadam Kebakaran

Menyambut tantangan menulis Rumbel Literasi IP Bekasi yang bertema “Merah”, kali ini saya ingin mengulas kegiatan bermain atau playdate yang pernah anak-anak saya ikuti. Tak sembarang playdate, tapi playdate yang bertema “Si Jago Merah” atau pemadam kebakaran. Nah, kurang merah apa tuh, wkwk.

Setidaknya ada dua kegiatan playdate bertema pemadam kebakaran yang pernah anak-anak saya ikuti, yang pertama diselenggarakan oleh Rumah Krucil (IG: @rumahkrucil) dan Fieldtrip Barang Fjura (IG: @fieldtripbarengfjura). Cus langsung ke ulasannya!

KBI bersama Rumah Krucil

KBI atau Kelas Bermain Islami bersama Rumah Krucil ini diikuti Alby sudah lama sebenarnya, pada Januari 2022, saat masih pandemi juga. Saat itu, masa-masa pandemi membuat anak jenuh dan minim bersosialisasi. Waktu itu saya mulai cari-cari kegiatan playdate untuk anak. Akhirnya ketemu juga akun @rumahkrucil, kontak nanya-nanya untuk ikut KBI-nya. Pas banget juga kegiatannya berupa pemadam kebakaran yang membuat anak-anak antusias.

Playdate dilakukan di Rumah Krucil, Bekasi Timur, yang sekarang juga sudah ada daycare, TK dan SD Amr bin Dinar. Untuk sekolahnya mengadaptasi sistem Montessori, jadi kegiatamnya sangat ramah anak dan ala-ala Montessori. Sesuai prinsip Montessori, kelas dikelompokkan sesuai usia anak: 19-36 bulan dan 3-5 tahun.

Biayanya saat itu Rp250.000,00/anak. Protokol kesehatannya sangat baik, jadi sampai sana langsung cek suhu, dibekali masker untuk anak dan pendamping serta hand sanitizer. Bahkan jauh-jauh hari sudah harus memberikan riwayat vaksinasi dan skrining kesehatan. Lain waktu empat daftar KBI yang lain juga dan qadarullah anak-anak sakit beberapa hari sebelumnya jadi tidak lolos skrining kesehatan. Dari Rumah Krucil menawarkan jadwal KBI pengganti. Pokoknya terasa aman dan sangat profesional.

Peserta kelasnya juga dibatasi jadi tidak banyak. Kalau tidak salah hanya 7 anak per sesi. 1 orangtua juga wajib mendampingi selama sesi. Jadi anak-anak juga lebih fokus dan tidak cranky.

Kegiatan diawali dengan grounding atau pemanasan bagi anak-anak tanpa alas kaki. Sudah pada tahu kan manfaat menginjak rumput bagi anak? Kalau belum tahu bisa dicari sendiri wkwk. Dengan bergerak anak bisa fokus dan lebih anteng untuk mengikuti kegiatan nantinya.

Grounding

Setalah itu anak memakai topi pemadam kebakaran yang bisa dibawa pulang dan naik ke lantai atas tempat acara berlangsung sambil bertakbir. Anak diajarkan mengucapkan salam sebelum masuk ruangan dan berdoa sebelum kegiatan. Anak juga ‘mengisi’ daftar hadir dengan memilih dan memindahkan fotonya ke papan kehadiran di Rumah Krucil.

Kegiatan utamanya dimulai dengan penjelasan tentang peralatan pemadam kebakaran. Lalu ada permainan mencari puzzle mobil pemadam kebakaran. Ada juga games menyelamatkan kucing dari kebakaran. Games ini melatih motorik anak-anak melewati rintangan seperti tangga, titian dan perosotan.

Mencari puzzle

Nah selanjutnya adalah games yang paling ditunggu anak saya, yaitu simulasi memadamkan kebakaran. Api direpresentasikam dengan gelas plastik yang ditempel gambar api, dan anak diminta menyemprot ‘api-api’ tersebut hingga terjatuh. Seru! Oh iya, puzzle, semprotan dan ‘api’ bisa dibawa pulang jadi bisa dimainkan kembali di rumah.

Simulasi memadamkan api

Terakhir, anak-anak bisa ikut naik mobil pemadam kebakaran mini, baru kemudian ditutup dengan doa bersama. Oh iya dari KBI ini peserta juga dapat bonus kelas literasi daring dimana anak bisa mendengarkan cerita dan membuat prakarya berdasarkan cerita tersebut. Oh iya setelah kelas literasi juga dapat lembar observasi anak juga.

Alby sangat happy dan antusias mengikuti kelas. Jujur selama pandemi, Alby lebih sering tampak maulu atau takut dengan orang asing. Tapi karena di KBI ini orangnya tidak banyak, dan guru yang mendampingi juga sangat ramah anak, Alby pun bisa beradaptasi dan mengikuti kegoatan dengam baik. KBI memang lebih pricey dari kegiatan playdate lain, tapi sangat worthed karena tidak crowded, padat kegiatan yang benar-benar melibatkan anak dan banyak bonusnya juga.

Fieldtrip bersama Fieldtrip Bareng Fjura

Di akhir-akhir pandemi, di feed IG saya banyak bermunculan kegiatan fieldtrip dimana anak mencoba melakukan simulasi kegiatam pekerjaan orang dewasa di tempat aslinya, seperti membuat pizza di pizza hut, membuat burger di burger king, dan lain-lain. Termasuk simulasi menjadi pemadam kebakaran. Melihat dokumentasi yang berseliweran, saya pun mupeng, ingin anak-anak bisa ikut juga. Namun kendala utamanya satu: jauh. Seringnya pemadam kebakaran di Bekasi yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal saya. Pernah juga ada yang lokasinya cukup dekat, tapi sayangnya diselenggarakan di hari kerja.

Dari penelusuran rekomendasi akun filedtrip di IG, akhirnya setelah penantian lama, ketemu juga dengan filedtrip ke pemadam kebakaran yang jaraknya cukup dekat dan biayanya saya rasa termurah dari kegiatan sejenis. Yaituuu: @fieldtripbarengfjura. Bayangkan harganya hanya IDR 90.000 per anak, dan untuk kakak adik dapat potongan lagi masing-masing IDR 5,000 per anak jadi IDR 85.000 saja. Wah, untuk saya yang pasti mengikutsertakan 2 anak untuk ikut fieldtrip, tentu ini penawaran yang sangat menarik. Selain itu, untuk lokasinya sendiri di Kantor Pemadam Kebakaran Sektor Mutiara Gading Timur, Bekasi Timur. Dari Tambun Selatan, tentu ini sangat terbilang dekat dibandingkan harus ke Bekasi.

Apa saja kegiatannya?

Anak-anak diberikan topi pemadam kebakaran yang digunakan selama acara dan jas hujan untuk acara bermain air semprotan selang damkar nantinya. Kegiatan fieldtrip diawali dengan senam dulu untuk anak-anak. Kebetulan kami telat hehe, jadi terlewat sesi ini. Kemudian ada sesi penjelasan dari petugas damkar mengenai perlengkapan dan tools yang digunakan oleh pemadam kebakaran.

Selanjutnya anak-anak bisa mencoba naik mobil damkar. Jujur, ini saya baru tahu, ternyata naiknya itu di atas ya. Ke atas mobil damkar menggunakan tangga, tapi tenang anak-anak dibantu oleh para petugas kok. Saya lihat dari bawah ternyata cukup tinggi juga ya, tapi untungnya anak-anak tidak takut dan hepi bisa berkeliling dengan mobil damkar yang menyakan sirinenya.

Karena peserta cukup banyak, jadi dibagi dua kloter naik mobil damkarnya. Sambil menunggu kloter 2 berkeliling, anak-anak punya waktu untuk berfoto dengan tools petugas damkar dan mobil damkar lain yang sedang tidak beroperasi. Wah ini sih ibunya yang seneng ya bisa nambah-nambah dokumentasi wkwk.

Terakhir adalah sesi yang ditung-tunggu yaitu bermain air. Anak-anak diminta bersiap dengan jas hujannya masing-masing. Karena jas hujannya ukuran dewasa, jadi sempat dipotong dulu untuk bisa dipakai oleh anak-anak. Kemudian mereka disemprot dengan air dari selang damkar. Wah, anak-anak hepi bisa bermain air. Acara kemudian diakhiri dengan anak-anak berganti baju lalu diberikan snack dari Filedtrip bareng Fjura sebelum pulang. Wow, dobel hepi ๐Ÿ™‚ Jadi sangat worthed kan kegiatan fieldtrip little firefighter ini?

Punya rekomendasi kegiatan playdate/fieldtrip untuk anak lainnya? Yuk. dishare!